Aku terlahir di keluarga tidak kaya tetapi senantiasa cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kedua orangtua tidak pernah menuntut anaknya. Saat sekolah dan kuliah mereka hanya memerintahkan kami (anak-anaknya) untuk belajar. Tidak diminta memikirkan permasalahan keluarga, permasalahan uang SPP atau uang saku kami diperoleh dari mana, dan bagaimana hanya mereka yang tahu. Selepas kuliah kedua orangtua tetap memposisikan ku sebagai anak, aku tidak dituntut untuk memikirkan uang belanja, uang listrik, gaji pembantu, dsb. (so gw hanya bisa berkata : Thanks God…..)
Tetapi….orang2 disekeliling ku menghadapi hidup ini, tidaklah mudah dan penuh perjuangan.....
Seorang teman, disaat tengah masa sekolah orangtuanya angkat tangan untuk membiayai sekolahnya. Diapun berupaya mencari uang untuk memenuhi biaya sekolah dan kehidupan sehari-harinya bahkan biaya sekolah adik-adiknya. Dia rela pulang pagi hanya untuk memenuhi waktu sekolah dan bekerja.
Seorang teman lainnya, sejak masuk sekolah menengah sudah lepas dari ketergantungan orang tuanya. Dia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya dari hal-hal kecil sampai besar. Bahkan hingga dia tidak punya uang sepersenpun, dia tidak meminta atau meminjam pada orang tuanya, dia memenuhi kehidupannya dengan mencari kerja sambilan diberbagai tempat.
Begitu banyak contoh hidup disekeliling ku untuk senantiasa refleksi dan sadar diri. Mungkin yang aku paparkan hanyalah segelintir kisah dari banyak kisah survivor lainnya di dunia ini. Mereka senantiasa bertahan hidup dan mencari jalan terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi. Mereka tidak pernah berputus asa. Mereka yakin bahwa semua permasalahan ada jalan keluarnya.
****
Terimakasih temans, kalian tanpa sadar mengajarkan dan membentuk diriku bagaimana menjalani hidup ini....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar