Waktu itu kami belum membaca berita dari koran tempo tersebut sehingga kami menanggapi dengan guyonan "9 ribu sehari makan ape?? makan mie (baca: Mie instant) kali tiap hari he he he"
Tulisan mie aja bisa beragam, ada mi and mie, bila yang dimaksud sama alias mie instan faktanya menjawab product ini memiliki "penggemar" banyak bahkan fanatik. Dengan patokan 9 ribu/hari, mie instan menjawab itu.
Media kita sempat ramai dengan informasi baik artikel maupun posting2 di email yang menyatakan BAHAYAnya makan mie dengan skala "besar" karena berbagai bahan yang terkandung didalamnya. Kitapun sempat bersama-sama prihatin ketika musibah datang bantuan yang banyak berdatangan berbentuk mie instant bukan beras.
Tetapi.....NOW...ketika orang nomor satu negara ini dengan "mantap" akan menjadikan mie sebagai salah satu makanan pokok negeri ini selain beras "hanya" berdasarkan pada fakta enak dan disenangi oleh masyarakat Indonesia. Gw pesimis media akan meluruskan pendapat beliau dengan informasi yang lebih melihat dari segi kesehatan dan nilai gizi yang terkandung tentunya terutama untuk menciptakan generasi muda yang lebih berkualitas.
****
2 komentar:
Mie itu bikin perut melar...boro2 mengentaskan kemiskinan....mie ini malah ngajak gw miskin....karena abis itu perut melar, gw musti pitness, bayar pitness dan personal trainer nya mahaaaalll bangettt....ngajak miskin kan namanya?!?!?
Mpok,walaupun pak presiden gak ngomong, banyak rakyatnya yang dengan terpaksa makan mie. Omongannya ibarat garam ditaburin di laut alias kagak ada manfaatnya sama sekali. Hmm, jangan2 ni presiden kuper atawa gak gaul sampe bisa ngomong begitu. He2..
Posting Komentar